Rembulanku
Dalam remang gelap
Lilin-lilin kecilku mulai meleleh
Terbakar bersama angin yang melintas
Aku segera selesaikan rangkaian kata
dan segera kertas kusingkap
Aku simpan rapat dan takkan lagi aku
menoleh
Walaupun akhirnya aku kehabisan
nafas dan lemas
Dibawah gemintang yang gemerlap
Aku temukan rembulan tengah menangis
Merintih ditinggal kekasih yang tak
mungkin ia temui malam ini
Aku tutup mulutku rapat nan senyap
Karena kata-kataku telah benar habis
Untuk melantunkan sebait puisi yang
mewakili ungkapan hati
Seribu bahkan sejuta detik telah
berlalu meinggalkan bekas nan pilu
Sebentar saja aku merasakan menit
melambat dan berhenti
Dan tak kuhiraukan waktu itu
membuntutiku
Gugup aku mulai meraba lagi hatiku
yang penuh benalu
Sedikit demi sedikit mulai kupangkas
dan mulai menemukan arti
Bahwa hati tak selalu harus membatu
dan beku
Untuk kesekian kali aku berharap
Engkau izinkan aku melihat rembulanku
En Zarif Aylarca, 30 Maret 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar