Padam
Hampir genap satu bulan, mata ini terus mencari
Mata ini telah gelap, tak ada satupun sinar yang bisa merasuk
Remang, dan sama sekali takkan tembus secercah cahayapun bisa
merangsak masuk
Kemana sinar yang beberapa pekan yang lalu masih sering muncul tuk
memberikan cahaya yang teduh menentramkan jiwa ini
Rasanya hati ini mencari serpihan yang pecah dan lenyap entah terbawa
angin kemana,
Mungkinkah serpihannya telah terbawa uap-uap dari tanah ini dan ikut
bertengger di atas awan sana,
Ataukah telah terbawa air samudra yang semakin ganas yang sombong
menunjukkan geloranya menerjang karang
Benar,
Sungguh hati ini telah tercekik kehausan
Dahaga telah benar-benar memutuskan urat logika warasku
Otakku diperah untuk mengeluarkan tetes-tetes yang hampa
Nafasku semakin memburu terengah oleh jantung yang semakin membawa
tempo yang memacu adrenalin
Darah mulai tak terarah membawa hidup tanpa pegangan tersesat tak
benar arah lajunya
Ketidakhadirannya membuat otot riolin1
tak berhenti mencari dimana lentera yang entah padam entah menghilang
Pikiranku penuh bekat2
tentang lautan yang tak lagi terasa asin
Dan pada akhirnya mulai bermunculan rasa takut bayang-bayang3
Atas dasar alasan apa aku harus takut kehilangan siapa yang bukan
siapa bagiku
Entah, begitulah mungkin hal yang bisa aku ikat dalam kebingungan
yang tak terbantahkan rasanya
Hahaha..., keruan saja, hati ini takkan mampu lagi berdusta tentang
candu yang butek
Dan dipaksa untuk benar-benar jujur tentang makna kehilangan.
En Zarif Aylarca
Yogyakarta, 28 April 2013
1Bagian
otot lingkar mata yang serabutnya tersebar sampai ke tepi pelupuk
mata
2Penuh
sesak
3Perasaan
takut tanpa alasan
pada titik ini,,, mulai tersendat
BalasHapus