Minggu, 01 Juni 2014

Andai Aku Seorang Bupati...

Andai Aku Seorang Bupati
Sebagai seorang bupati atau walikota maka yang pertama mungkin saya lakukan adalah membuat ataupun menyusun tim. Dan dengan adanya tim tersebut akan kemudian merumuskan standarisasi yang sekiranya mungkin bisa diterapkan untuk meningkatkan potensi yang ada di daerah tersebut. Karena bila mungkin kita menggunakan standarisasi dari sistem nasional maka kemungkinan sebuah Madrasah Diniyah maupun Taman Baca Masyarakat akan cukup kesulitan untuk menyesuaikannya, mungkin yang bisa dilakukan adalah dengan strategi POAC (Planning, Organizing, Actuating dan Controling) dalam menyusun strategi pemetaan yang akan diterapkan di Madrasah Diniyah maupun Taman Baca Masyarakat. Dengan memperhatikan bahwa bila setingkat Madrasah Diniyah yang sepertinya berlatar pada Madrasah yang berkonsentrasi pada pendidikan agama Islam yang berkembang pada masyarakat yang perkembangannya lebih banyak terdapat pada masyarakat kalangan bawah, maka dalam hal ini bisa disisipkan standarisasi yang bisa digunakan untuk meningkatkan potensi masyarakat tersebut.
dalam memetakan mutu pendidikan di Madrasah Diniyah seorang Bupati mengacu pada langkah-langkah sebagai berikut:
1.      Dokumentasi
Dokumentasi dilakukan dengan mengumpulkan semua data terkait dengan lembaga-lembaga pendidikan diniyah yang berada dibawah naungan daerah, dengan di tinjau dari setiap bawahan dari daerah kabupaten atau kota. Data ini diperoleh dari kecamatan, desa hierarki kebawah.
2.      Analisis data
Semua data yang diperoleh dari dokumentasi setiap lembaga pendidikan, bupati dengan di bantu oleh tim profesional mengolah serta menganalisis data dengan melihat masing-masing kriteria dari setiap lembaga pendidikan yang ada.
3.      Memetakan mutu
Setelah semua data pendidikan di anaisis bupati bisa langsung memetakan mutu dengan membuat kebijakan yang sekiranya diterima oleh setiap daerah terkait dengan pemetaan mutu yang realisasikan.
4.      evaluasi
Menilai setiap tahun bagaimana sepak terjang dari lembaga diniyah tersebut untuk di petakan mutunya kembali.
Dengan adanya langkah-langkah tersebut diatas bahwa memang pendidikan sangatlah penting, namun perlu diketahui jika ingin pendidikan itu berhasil maka perlu manajerial yang pas dan cocok untuk masa depan lembaga pendidikan itu.
Beda orang beda lagi gagasan yang diutarakan, karena itu adalah keistimewaan seorang manusia, yang memiliki beragam ide yang cemerlang untuk menata masa depan. Ide dan gagasan diatas tidak hanya dari pikiran saya semata, melainkan dari buah pikiran kawan-kawan seperjuangan saya di jurusan.






Selasa, 05 November 2013

 Dentuman Asa

 

Jembatan ini menjadi saksi
Saat aku melantunkan senandung nada lirih
Menggoreskan sebuah jejak dalam selembar hati yang belum terjamah
Meninggalkan bekas yang cukup dalam menembus serat kalbuku
Walau parau terdengar dalam getaran selaput di telinga
Aku tetap teguhkan not-not peredam pilu mengalir dengan diksi sederhana

Tak lagi aku tutupi rupa 

Aku biarkan angin membawa kabar hadirku hanya untuknya

Kupersilahkan air mengalir berarus menghanyutkan rangkaian kerinduanku yang menyayat...



5 November 2013

(en zarif aylarca)

Minggu, 28 April 2013


Padam

Hampir genap satu bulan, mata ini terus mencari
Mata ini telah gelap, tak ada satupun sinar yang bisa merasuk
Remang, dan sama sekali takkan tembus secercah cahayapun bisa merangsak masuk
Kemana sinar yang beberapa pekan yang lalu masih sering muncul tuk memberikan cahaya yang teduh menentramkan jiwa ini
Rasanya hati ini mencari serpihan yang pecah dan lenyap entah terbawa angin kemana,
Mungkinkah serpihannya telah terbawa uap-uap dari tanah ini dan ikut bertengger di atas awan sana,
Ataukah telah terbawa air samudra yang semakin ganas yang sombong menunjukkan geloranya menerjang karang
Benar,
Sungguh hati ini telah tercekik kehausan
Dahaga telah benar-benar memutuskan urat logika warasku
Otakku diperah untuk mengeluarkan tetes-tetes yang hampa
Nafasku semakin memburu terengah oleh jantung yang semakin membawa tempo yang memacu adrenalin
Darah mulai tak terarah membawa hidup tanpa pegangan tersesat tak benar arah lajunya
Ketidakhadirannya membuat otot riolin1 tak berhenti mencari dimana lentera yang entah padam entah menghilang
Pikiranku penuh bekat2 tentang lautan yang tak lagi terasa asin
Dan pada akhirnya mulai bermunculan rasa takut bayang-bayang3
Atas dasar alasan apa aku harus takut kehilangan siapa yang bukan siapa bagiku
Entah, begitulah mungkin hal yang bisa aku ikat dalam kebingungan yang tak terbantahkan rasanya
Hahaha..., keruan saja, hati ini takkan mampu lagi berdusta tentang candu yang butek
Dan dipaksa untuk benar-benar jujur tentang makna kehilangan.

En Zarif Aylarca
Yogyakarta, 28 April 2013

1Bagian otot lingkar mata yang serabutnya tersebar sampai ke tepi pelupuk mata
2Penuh sesak
3Perasaan takut tanpa alasan

Sabtu, 27 April 2013


Kirana

Saat yang lain aku coba berpaling melupakan semua hal yang membuatku gusar
Aku mencoba mencari pelabuhan yang mungkin bisa membuatku menyandarkan kapal yang kebingungan
Entah itu bingung menentukan tempat tuk bertambat
Entah itu bingung menetukan bagaimana menambatkan perahu amarah ini
Aku, nahkoda kapalpun tak tau kebingungan apa yang sedang aku alami untuk bahteraku
Benar aku ingin merasan1kan perasaan ini, aku risau hidup dengan rasa yang tak jelas ini
Dan saat itulah, aku menemukan Kirana
Membuka semua tabir yang gelap tak bercahaya, gelap tanpa lentera
Benderang tanpa ada bercak sekecil partikelpun mampu bertengger didepan gemerlapnya
Bagian ruang mana yang masih sanggup mengirap2 kuatnya arus cahaya tanpa ampun
Hatiku seakan mengalami deklinasi3 saat harus berhadapan dengan makhluk sempurna ini
Sebenarnya hatiku telah terpilin, terlekuk, tersujud dari parasnya nan meneduhkan
Dan aku rasa hati ini semakin mendekat ingin berlabuh, menambatkan jangkar hanya kepada engkau Kirana

En Zarif Aylarca
Yogyakarta, 14 April 2013
1Basi; busuk
2menangkis-nangkis(perisai) keatas dan kebawah
3Perubahan kearah yang lebih kecil, lemah atau rendah
-->
Dosa Tak Terjamah

Detik ini semakin mendekat dari apa yang ada dalam angan lapukku
Segera membawa semua rasa itu bangkit kembali tanpa ampun menghujam semua yang ada pada arahnya
Rasanya, rasa itu tersenyum kambing1 melihat kekalahanku tak mampu menghadang terjangannya
Rasa yang sungguh kejam saat ia benar telak mengalahkanku
Aku sungguh tak bisa menghindarinya, melangkah menjauhpun aku tak mampu
Kirana, apahal yang membuatku tak bisa memalingkan pandangan ini terlepas dari mendamba padamu
Cahaya itu datang dari semua yang kau tampakkan padaku, rasanya cantiknya seorang putripun tak berbanding dengan keteduhan ayu wajahmu
Sepertinya hal ini membuatku terpincut berkali-kali tiap melihat sinar yang terpancar itu darimu
Bahkan aku bisa jatuh berkali-kali dalam sehari itupun karena sinar yang kau panacarkan sungguhlah buas tak dapat aku taklukkan
Rasa apa yang begitu kejam menghujaniku beban yang begitu beratnya
Namun tiap kali terngiang dawai nyanyian tentang dirimu aku merasa berdosa
Entah atas apa, entah kepada siapa
Akupun masih tak mampu memecahkannya atas isyarat itu
Mungkin para iblis berkehendak memantraiku dengan rayuan mereka
Mungkin aku yang terlalu naif menanggapi tipu muslihat hatiku sendiri
Namun itu hanya spekulasi, logika sungguh terlalu kaku untuk bisa memahami hal yang seperti ini, rumit
En Zarif Aylarca
Yogyakarta, 16 April 2013
1Tersenyum mencemooh

Minggu, 14 April 2013


Terlalu Membara


Kali ini aku coba buat kesepakatan dengan para dedaunan yang terus bergemerisik bermain dengan angin
Aku ingin para dedaunan itu diam untuk sejenak mendengarkan semua yang akan aku ceritakan pada mereka tentangnya
Sejenak mereka hanya diam tak menunjukkan rasa simpati sepotongpun
Selanjutnya mereka melanjutkan candanya dengan angin yang semilir, bergemeresik lagi
Aku mencari lagi sesuatu yang bisa aku ajak untuk mendengarkan cerita hatiku
Aku temui para burung yang tengah menyanyi pada ranting-ranting pohon yang ringkih namun tegar
Lagi-lagi, mereka diam sejenak, memperhatikan ceritaku tanpa ada ketertarikan
Sejurus kemudian mereka malah terbang meninggalkan aku yang masih berceloteh tanpa pendengar
Saat aku diam, aku terhentak, terperanjak, tersingahak1, terkejut. Mereka benar tak mau tau
Sungguh entah siapa lagi yang bersedia menjadi pelampiasan rasa yang aku pendam ini
Mungkin semua orang takkan pernah mau, karena merekapun boleh saja mempunyai masalah yang lebih komplek dariku
Mungkin hanya satu yang akn sungguh bersedia mendengarkan semua ocehanku yang tak bernilai
Namun seringkali aku tidak percaya, karena aku kurang sabar menanti kesimpulan yang Ia akan berikan
Terkadang aku lebih percaya bermain dengan prosa untuk berbicara
Aku lebih suka yang mati tak berkuasa yang mendengarkan jeritan linglungnya rasa yang aku miliki
Bahkan terkadang hati ini serasa ingin menjerit kebingungan tentang apalagi yang harus dilakukan dengan perasaan yang semakin membara tak karuan
Hati ini bahkan menjadi baran2 terpancing emosi yang lebih sering memuncak tanpa batas ingin dibebaskan
Maafkan aku, aku tak bisa jujur atas perasaan hati ini
Bahkan pada hatiku sendiri sekalipun aku berdusta
Arus ini terlalu membawaku terlarut dalam tepian yang berbahaya, rawan




En Zarif Aylarca
Yogyakarta, 14 April 2013
1Terperanjat; terkejut
2Sangat pemarah; lekas marah

Sabtu, 13 April 2013


Rinduku

Serunai bunyi seruling mengiang lembut merambat menjamah seluruh tubuhku
Membawa suasana yang berbeda saat gemerlap lembayung senja menemukan alurnya
Menuju di keheningan malam yang siap memelukku hangat
Meraba-raba rasa yang lama aku pendam itu lagi
Tetap masih tertahan oleh penantian
Tak tau penantian tentang apa
Hati inipun masih gamang, masih ragu
Namun aku hanya bisa mendudu1
Benarkah rasa itu sungguh hadir?
Benarkah rasa itu memang ada?
Rasa ini sungguh dubius2
Sebuah keraguan yang sungguh tak bisa aku mengerti hingga hati ini masih tetap bertahan dan menanti
Lancang rasa itu hadir merasuk menerjang perawannya hati yang dulu tak berpenghuni
Sekian macam jenis rupa ternyata yang satu ini sungguh tak berbanding dalam hatinya
Dia yang kini mencabik hatiku tuk selalu merindunya
Dimana, kapan, bagaimana
Keraguan itu sering terjawab namun itu hanya di hatiku
Tak pernah hati ini mau jujur pada hatinya sendiri
Terkadangpun hanya selempangan rindu hadir tanpa dasar
Apa hal yang membuat hati ini tetap tak mau lalai mengingatnya
Sore ini aku tutup lembaran dengan nyanyian rindu tentang kamu


En Zarif Aylarca
Yogyakarta, 13 April 2013
1Berjalan(berlari, berengang, dsb) mengikuti dari belakang
2Bersifat ragu-ragu